Rabu, 02 Juni 2010

Name: Fathia Amanda Rubyca Afero
Nim: 209000094

Diplomasi Negara-negara ASEAN Dalam Mengatasi Isu Pertahanan Nasional Pasca Perang Dunia Ke-2

BAB I

Pendahuluan
ASEAN merupakan sebuah organisasi yang bersifat regional di kawasan Asia Tenggara. ASEAN berdiri sejak tahun 1967, yang merupakan pijakan politik luar negeri dari Negara-negara di Asia Tenggara. Dengan berdirinya ASEAN ditujukan untuk menangani isu mengenai pertahanan kolektif yang pada saat itu tengah di warnai dengan perang dingin yang berkecamuk. Perang dingin ini merupakan sebuah perang secara ideology anta Amerika dengan liberal kapitalisnya dan Uni Soviet dengan komunisnya. Sasaran utama dari perang dingin ini adalah Negara-negara yang memang bisa dikatakan baru saja berkembang, baru saja merdeka, baru saja terlepas dari penjajahan, yang ingin sekali mencari dukungan internasional untuk memerdekakan dan memberikan status daulat bagi negaranya. Negara-negara seperti inilah yang menjadi sasaran empuk dari dua Negara super power tersebut yang tengah berlomba untuk mencari Negara-negara lemah agar bisa mengikuti jejak idelogi dari salah satu Negara super power itu. Ditengah panasnya perang dingin itu, Amerika dan Soviet juga berlomba untuk memajukan teknologi di negaranya masing-masing untuk memperlihatkan kepada dunia bahwa Negara yang mempunyai teknologi paling canggih atau paling mutakhir bisa dikatakan sebagai pemenang dan mengklaim sebagai Negara yang memiliki peradaban paling modern. Hal ini digunakan juga untuk melakukan sebuah pencitraan dengan menunjukkan kemajuan-kemajuan dari berbagai hal yang dimiliki dua Negara super power tersebut. Mmulai dari system pemerintahan, system ekonomi, bahasa, budaya, dan teknologi informasi yang mutakhir, semuanya dijadikan sebuah contoh bagi Negara-negara lemah, yang baru saja merdeka untuk bisa mengikuti jejak dari salah satu Negara yang berlomba. Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang terkena dampak dari perang dingin tersebut. Saya tidak mengatakan seberapa parah dampaknya, akan tetapi pengaruh yang sangat tertancap di kawasan Asia Tenggara pun cukup besar untuk menjadikan kalau Negara-negara Asia Tenggara mempunyai pengaruh terhadap dunia internasional dengan kebijakan politik luar negerinya di kawasan Asia Tenggara. Sebelum terbentuknya ASEAN, Negara-negara Asia Tenggara ini masih dalam cengkraman penjajahan. Dimana banyak Negara-negara di Asia Tenggara ini mengalami keterpurukan yang sangat hebat akbiat penjajahan tersebut. Akan tetapi ketika Negara-negara di Asia Tenggara mulai bangkit dari keterpurukannya untuk memberanikan diri melawan penjajah, dan sejak saat itulah pengaruh dari perang dingin mulai memainkan permainannya di sekitar kawasan Asia Tenggara. Bagaimana tidak, Negara-negara di kawasan Asia Tenggara masih bisa dikatakan sangat lemah, dan membutuhkan bantuan dari Negara-negara maju khususnya dua Negara Super power yang sedang berlomba, Amerika atau Soviet. Dengan kata lain, Amerika dan Soviet pun dengan senang hati melakukan perlombaan propaganda di kawasan Asia Tenggara untuk mencari pengikut daripada ideology yang di anut oleh dua Negara super power itu sebanyak-banyaknya. Dengan memberikan bantuan sandang, pangan, senjata, pendidikan, militer, dan lainnya dua Negara super power tersebut secara otomatis akan menjadi acuan bagi Negara-negara Asia Tenggara. Bantuan-bantuan tersebut digunakan sebagai modal awal untuk Negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Selain bantuan ekonomi, bantuan militer berupa pelatihan dan senjata-senjata juga turut diberikan sebagai modal untuk mempertahankan negaranya dari pihak asing yang barang kali ingin datang menjajah kembali.

Upaya pemberian bantuan tersebut ternyata sangat berhasil sebagai wujud propaganda sekaligus diplomasi dari salah satu Negara siper power tersebut untuk bisa mencari pengikut di kawasan Asia Tenggara. Namun, dengan bantuan-bantuan yang diberikan oleh salah satu Negara super power itu, justru telah membuka sebuah konflik bagi Negara-negara di Asia Tenggara. Karena secara tidak langsung, bantuan-bantuan tersebut dianggap sebagai sebuah modal awal bagi Negara-negara yang baru berkembang untuk menunjukkan dirinya dan ikut berlomba demi mendapatkan pengaruh yang kuat di kawasan Asia Tenggara. Bukan hanya antar Negara saja yang melakukan perlombaan ini, dalam kehidupan politik domestic di suatu Negara pun terjadi persaingan antar golongan antar ideology. Penanaman ideology antara liberal kapitalis dan komunis ini memberikan dampak yang sangat besar bagi kedaulatan Negara-negara di Asia Tenggara itu sendiri. Liberal kapitalis dan Komunis pun juga saling bersinggungan di dalam tubuh politik domestic yang cenderung di akhiri dengan jalan perang. Meskipun berkebangsaan atau suku atau agama yang sama bila berlainan ideology maka bisa saja secara rela untuk bertumpah darah. Negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Singapur yang menjadi the founding father bagi ASEAN juga tak luput dari perang saudara di dalam negaranya masing-masing. Dan perang tersebut tak lain adalah perang antar ideology. Tak hanya di lima Negara tersebut, di Vietnam, di Kamboja, Laos, Myanmar juga menjadi daerah pertempuran yang tak kalah hebat. Vietnam adalah salah satu Negara di Asia Tenggara yang mempunyai kisah tersendiri. Dengan pertempuran antara komunis dan liberal kapitalis yang terjadi di berbagai Negara di belahan dunia ini, salah satunya yang paling mempunyai daya tarik dari segi historis adalah Vietnam. Vietnam juga merupakan salah satu arena perang ideology yang paling menyeramkan diantara yang lainnya. Bagaimana tidak, ekskalasi komunis yang paling subur adalah di Vietnam, selain letak geografisnya yang memang sangat dekat dengan China, Vietnam adalah Negara kecil yang bisa mengalahkan Amerika dalam pertempuran antar ideology ini. Vietnam adalah salah satu cerita mengenai perang ideology di kawasan Asia Tenggara. Di Indonesia pun juga terjadi peperangan semacam itu. Untuk menangani pengurangan perang tersebut, maka Negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini menginginkan sebuah kesatuan yang tertuang dalam sebuah organisasi untuk bisa menjaga stabilitas keamanan dan perdamaian kawasan Asia Tenggara. Sebuah organisasi yang tidak melatar belakangi kepentingan golongan atau Negara manapun. Maka pada tanggal 8 agustus 1967, lahirlah organisasi yang bernama ASEAN ini .

ASEAN didirikan dengan tujuan untuk menjaga stabilitas perdamaian kawasan Asia Tenggara. Dengan keamanan yang bersifat kolektif ini maka Negara-negara yang menjadi anggota ASEAN percaya bahwa tidak ada Negara-negara manapun yang bisa mencampuri apa yang menjadi urusan ASEAN. Mulanya ASEAN ini didirikan semata-mata untuk mengusir gerakan komunis yang sudah melebar jauh di kawasan Asia Tenggara. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, Negara-negara ASEAN ini menyadari bahwa latar belakang ideology apapun tidaklah berpengaruh terkecuali mempertahankan dan memperjuangkan apa yang menjadi focus utama bagi kepentingan-kepentingan Negara-negara anggota ASEAN. Pembentukan pertahanan kolektif, atau organisasi-organisasi kawasan ini memang sudah menjadi trend bagi Negara-negara di dunia yang berdasarkan kedekatan wilayah negaranya secara geografis. Seperti Uni Eropa, African Congress, dan lainnya. Trend untuk membentuk sebuah pertahanan kolektif ini ditujukan berdasarkan isu yang beredar di masa itu. Karena pada saat perang dingin, yang menjadi focus bagi Negara-negara khususnya Negara-negara yang baru merdeka atau baru berkembang, sangat rentan dalam hal pertahanan dan keamanan baik dari dalam ataupun dari serangan luar. Dan ASEAN adalah harapan dari Negara-negara Asia Tenggara untuk mewujudkan stabilitas kemanaan dan pertahanan.
Sekarang, isu-isu yang berkembang dalam politik global telah berubah. Isu mengenai pertahanan kolektif ini tidak lagi menjadi focus utama bagi Negara-negara ASEAN. Pertumbuhan Ekonomi, Penyelesaian Konflik, Management Konflik, merupakan hal yang menjadi focus bagi ASEAN. Pertumbuhan ekonomi yang dimaksudkan adalah, upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di setiap Negara-negara anggota ASEAN. Berarti hal ini juga terkait dengan kemakmuran masyarakat Negara anggota ASEAN, Kesejahteraan, pengurangan segala bentuk tindakan criminal, pelecehan, dan lainnya yang termasuk juga kedalam penyelesaian konflik dan management konflik. Management konflik ini bermaksud untuk merawat atau menjaga keutuhan hubungan Negara-negara angota ASEAN setelah terjadinya konflik. Upaya ini di tempuh dengan berbagai jalan. Pembukaan hubungan Diplomatik secara terus-menerus, kerjasama ekonomi, kerjasama di bidang social dan budaya.
Perumusan Masalah
1. Bagaimana Diplomasi di Negara-negara Anggota ASEAN bisa berjalan lancar, dan menjadi jaminan untuk mengawasi konflik yang terjadi antar Negara anggota ASEAN ?
2. Lebih berat mana antara Kepentingan masing-masing Negara secara individual, atau kepentingan Negara-negara anggota ASEAN secara kolektif yang tertuang dalam ASEAN itu sendiri ?



















BAB II

Diplomasi Sebagai Management Konflik Bagi Negara-Negara Anggota ASEAN
Setelah berdirinya ASEAN sebagai organisasi regional untuk mewadahi kepentingan-kepentingan negara anggota, banyak sekali konflik-konflik yang mewarnai dinamika politik di Asia Tenggara. Mulai dari sengketa wilayah, penyelundupan narkoba, penyelundupan hasil alam, sampai isu yang saat ini sedang hangat di bicarakan yaitu human trafficking, terorisme, global warming, dan berbagai konflik lainnya yang bermunculan. Memang, pada kenyataannya konflik-konflik itulah yang mendewasakan negara-negara anggota ASEAN. Tanpa adanya konflik, ASEAN tidak mungkin bisa berkembang. Konflik-konflik itu juga tidak muncul begitu saja. Pasti ada sebab dan akibat dari konflik tersebut. Ada sebagian konflik yang dikarenakan faktor eksternal dan ada juga dari faktor internal, dan keduanya cenderung terkait satu sama lain. Kebanyakan konflik yang berlangsung antara negara-negara anggota ASEAN tak lain adalah sengketa wilayah. Dimana konflik tersebut memang sudah sangat lumrah terjadi menurut saya bila terdapat sebuah negara yang mempunyai keterdekatan secara geografi. Permasalahan perebutan wilayah atau batas negara dalam negara-negara anggota ASEAN terhitung cukup banyak. Contohnya seperti sengketa wilayah Sarawak dan sabah antara Malaysia dan Filipina, atau seperti Ambalat antara Indonesia dengan Malaysia, atau pada perang Indochina ke-2 ketika Vietnam menginvasi kamboja, serta perebutan wilayah antara kamboja dengan Thailand, dan banyak lagi. Ditambah lagi saat ini dengan isu terorisme yang semakin marak tumbuh di negara-negara anggota ASEAN seperti Indonesia, Filipina, Malaysia yang menjadi sorotan utama bagi ASEAN dalam hal memerangi Terorisme di kawasan Asia Tenggara.
Kendati demikian, ASEAN bisa dikatakan sebagai salah satu organisasi regional yang sukses dalam mewujudkan suatu satu kesatuan dan persatuan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Proses management konflik di ASEAN tergolong cukup lancar. Diplomasi yang dilakukan oleh antar negara anggota ASEAN memperlihatkan kalau ASEAN merupakan organisasi yang mampu membina negara anggotanya dalam hal penyelesaian konflik dan atau setelah konflik tersebut reda ASEAN mempu membina untuk tetap mengawasi dengan cukup baik sebagai bentuk dari pengawasan yang dilakukan ASEAN terhadap negara anggotanya pasca konflik. ASEAN mampu memaintenance negara anggotanya untuk menyelesaikan konflik dan setelah konflik.
Penyelesaian konflik melalui jalan diplomasi ini bisa di tempuh berbagai cara dan berbagai bentuk. Entah diselesaikan secara bilateral maupun secara multilateral. Dengan menggunakan mediasi, ataupun tidak. Menurut saya, yang membuat ASEAN menjadi sebuah cerita sukses adalah ketika negara-negara di kawasan lain dengan organisasi regionalnya mendapat kesulitan untuk mengkonsolidasikan sebuah kepentingan namun ASEAN tidak. Bagi negara-negara ASEAN latar belakang kesamaan geografis, agama, ras, suku, budaya yang meskipun berbeda, namun bisa dikatakan sebagai satu akar budaya, dan latar belakang historis yang cenderung sama membuat ASEAN menjadi lebih terlihat kompak.

Instrumen Diplomasi, menjadi yang terpenting dalam negara-negara anggota ASEAN dikarenakan, memang Diplomasi ini, merupakan Instrumen politik luar negeri yang paling efektif untuk menegosiasikan kepentingan dengan negara lain. Ditambah kemudahan-kemudahan dalam komunikasi yang dilator belakangi oleh kesamaan letak geografis, akar budaya yang bisa dikatakan satu rumpun, dan latar belakang historis yang sama membuat upaya negosiasi ini menjadi lebih praktis.


Kepentingan ASEAN Adalah Kepentingan Bersama
Sebagai wadah bersama yang mempunyai satu tujuan bersama, maka sudah jelas kalau ASEAN bukanlah organisasi setiran suatu negara untuk kepentingan tertentu. Kalaupun demikian, maka ASEAN tidak akan mampu bertahan hingga saat ini. Kepentingan nasional suatu negara anggota memang sebagian akan disalurkan melalui ASEAN. Akan tetapi bukan berarti kalau ASEAN mrupakan setiran dari kepentingan suatu negara. Kepentingan negara-negara anggota tersebut di kumpulkan dalam sebuah wadah, dan ditransformasikan menjadi visi dan misi bersama untuk mewujudkan kepentingan masing-masing negara tersebut yang telah berubah menjadi kepentingan bersama.
Berbagai kerjasama yang dijalankan oleh negara-negara ASEAN telah membuat ASEAN diperkaya akan sebuah negosiasi diplomatic. Mulai dari urusan politik, ekonomi, social, budaya, konflik, resolusi konflik, dan lainnya. Dan sampai saat ini terwujudlah sebuah komunitas bagi negara-negara ASEAN untuk lebih bersatu mewujudkan cita-cita bersama. Pada tanggal 27 februari-1 Maret 2009, Para Kepala Negara/Pemerintahan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) akan menandatangani Deklarasi Peta Jalan Menuju Komunitas ASEAN 2009-2015 dalam Pertemuan Puncak ke-14 ASEAN di Hua Hin, Thailand, Deklarasi tersebut berisi tiga cetak biru Komunitas ASEAN, Ketiga cetak biru Komunitas ASEAN tersebut adalah cetak biru Komunitas Politik dan Keamanan, Komunitas Ekonomi dan Komunitas Sosial dan Budaya ASEAN. Deklarasi itu mencerminkan upaya ASEAN untuk menjawab tantangan secara lebih konkrit dan tepat waktu. Pertemuan puncak ke-14 merupakan kesempatan baik bagi ASEAN untuk menunjukkan pada dunia bahwa ASEAN masih sangat relevan. Sepuluh negara anggota ASEAN adalah suatu kesatuan yang utuh dari Komunitas Asia Timur yang lebih luas, yang telah dan akan menjadi motor pertumbuhan ekonomi dunia .



BAB III

Penutup
ASEAN sebagai wujud dari kepentingan bersama, merupakan sebuah harapan besar bagi negara-negara anggotanya. Karena, tanpa adanya organisasi semacam ini, pasti akan terasa sulit sekali untuk mencapai kepentingan nasional suatu negara. Adanya ASEAN ini adalah sebagai upaya untuk menyalurkan kepentingan nasional suatu negara di kawasan Asia Tenggara dalam arena multilateral. Tidak hanya multilateral, ASEAN pun menjembatani negara-negara anggotanya untuk membuka jalan bagi kerjasama secara bilateral dengan negara-negara baik negara anggota ASEAN mapun yang bukan. Dan ASEAN ini diharapkan mampu membentuk sebuah integritas dalam segala bidang untuk mewujudkan cita-cita yang dibangun bersama-sama untuk kepentingan bersama-sama.












BAB IV

Kesimpulan
ASEAN adalah organisasi yang bersifat regional sebagai reaksi daripada pencegahan ekskalasi komunis dan upaya untuk menangani isu mengenai stabilitas keamanan dan perdamaian dunia serta keamanan nasional negara-negara anggotanya. Akan tetapi tujuan tersebut bukanlah menjadi tujuan bersama, karena tidak semua negara-negara anggota ASEAN menentang Komunis atau menerima Demokrasi secara keseluruhan. Untuk itu demi mencapai suatu kepentingan bersama, maka ASEAN digunakan untuk menyalurkan kepentingan semua anggotanya dalam segala bidang khususnya politik dan ekonomi. Ternyata, hubungan secara sosial dan budaya menjadi dasar utama bagi ASEAN untuk mencapai sebuah integrasi negara-negara anggotanya yang memang memiliki kesamaan akar budaya, dan kemiripan historisnya. Untuk itu dibuatlah sebuah komunitas ASEAN yang berpijak pada tiga pilar yaitu, komunitas politik dan pertahanan, komunitas ekonomi, dan komunitas sosial budaya.










DAFTAR PUSTAKA

Media Elektronik
Internet:
1. www.google.com
2. www.wawasandigital.com
3. www. beritasore.com

1 komentar:

  1. Kurang dari 2000 kata? Tidak ada referensi buku? Hindari penggunaan bahasa dan kalimat popular dalam penulisan akademik. Pembahasan sangat minim sehingga fokus hingga dan tidak mempu memaparkan dinamika proses negosiasi yang terjadi. Apa yang dimaksud pertahanan nasional dan apa hubungannya dengan pembentukan ASEAN?

    BalasHapus