Rabu, 02 Juni 2010

Lobi Kuat Israel di Amerika

Nama: Audy Kariana Putri

NIM: 209000110



Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Negara Israel berdiri saat sekarang ini berkat Theodore Herzl, seorang tokoh yang Zionis Internasional (gerakan orang-orang Yahudi yang bersifat ideologis untuk menetap di Palestina, tepatnya bukit Zion dan sekitarnya). Herzl tumbuh di lingkungan yang sangat menjunjung nilai-nilai Yahudi di Jerman. Herzl prihatin terhadap kaumnya yang selalu dikucilkan dunia oleh karena itu ia menginginkan adanya perubahan terhadap kaumnya. Herzl berpikir bahwa dengan adanya sebuah negara khusus bagi kaumnya maka kaumnya tersebut akan bebas dan memiliki hak yang sama di dunia internasional. Saat Herzl menyatakan pendapatnya tentang negara Yahudi kepada kaumnya, sebagian kaumnya merasa bahwa pemikiran Herzl ini sangat berlebihan. Namun Herzl tetap berusah untuk meyakinkan kaumnya agar mau membentuk suatu negara bersama. Dengan bermodalkan lobi yang kuat, Herzl mendatangi orang-orang kaya Yahudi dan meyakinkan mereka akan pembentukan negara bersama.

Lobi tersebut menuai hasil saat terjadi Kongres Zionis I di Basel-Swiss pada tahun 1897. Pada Kongres Zionis I ini muncul sebuah Protokol of Zion atau Protokol Zionis yang menjadi sebuah agenda bersama bagi para Zionis Internasional dan sampai sekarang masih menjadi perdebatan yang panjang di dunia tentang kebenaran isi dari protocol tersebut. Protokol tersebut terdiri dari 24 pasal (24 protocols) yang berisikan rencana-rencana yang dilakukan kelompok Zionis Internasional untuk menguasai dunia Internasional dengan cara membangkitkan revolusi Global yang akan menguntungkan mereka. Bahkan bisa disebutkan, kelompok-kelompok Yahudi lah yang berada di belakang setiap resolusi yang terjadi di seluruh dunia sejak tahun 1978 sampai dengan 1917(Nurdi,Henry. Membongkar rencana Israel Raya. hlm 72). Protokol tersebut ditemukan oleh Rusia. Okhrana yang merupakan pasukan polisi rahasia Rusia melakukan pengintaian terhadap kelompok Yahudi Rusia yang dicurigai memiliki rencana rahasia. Protokol ini kemudian di terjemahkan ke dalam bahasa Rusia, Inggris dan Jerman. Di Jerman buku ini mulai menjadi perdebatan. Adolf Hitler menjadi salah satu tokoh yang terpengaruh terhadap protokol ini. Ia mulai memperhatikan Yahudi dan hal ini pula yang akan melatarbelakangi Konspirasi Holocaust di Jerman yang akan di pimpin Hitler lewat NAZI.

Herzl kemudian menambah dukungan dengan mencari dukungan di seluruh dunia. Herzl sempat berkunjung ke Istambul untuk meminta dukungan kepada Sultan Hamid II. Pada saat itu Palestina yang menjadi target diberdirikannya negara Israel merupakan bagian kekuasaan dari Turki Ustmani (Ottoman) tahun 1867-1909, Herzl membujuk Sultan Abdul Hamid II agar mau mengizinkan kedatangan imigran Yahudi ke Palestina. Herzl menyodorkan sejumlah sogokan sbb:

1. Memberikan hadiah sebesar 150 juta poundsterling untuk pribadi Sultan Hamid II;

2. Membayar semua utang pemerintah Turkis Utsmani yang mencapai 33 juta pounsterling;

3. Membangun kapal induk untuk menjaga pertahanan pemerintahan Utsmani yang bernilai 120 juta frank;

4. Memberikan pinjaman tanpa bunga sebesar 35 juta poundsterling;

5. Membangun sebuah universitas Utsmani di Palestina.

Semua tawaran (sogokan) tersebut di tolak oleh Sultan Hamid II. Bahkan Sultan Hamid II berkata pada Theodore Herzl bahwa "Saya tidak sanggup melepaskan kendati hanya satu jengkal tanah Palestina. Sebab ini bukan milik pribadiku, tetapi milik rakyat. Rakyatku telah berjuang untuk memperolehnya sehingga mereka siram dengan darah mereka. Silakan Yahudi menyimpan kekayaan mereka yang miliaran itu. Bila pemerintahanku ini tercabik-cabik, saat itu baru mereka dapat menduduki Palestina dengan gratis. Adapun jika saya masih hidup, (meskipun) tubuhku terpotong-potong adalah lebih ringan ketimbang Palestina terlepas dari pemerintahanku” (http://rumahsantri.multiply.com/journal/item/60)

Tak lama setelah itu kekhilafahanTurki Utsmani hancur dan secara resmi Inggris menguasai wilayah Palestina. Zionis sukses melakukan migrasi besar-besaran ke Palestina berkat usahanya melakukan lobi dengan Inggris sebagai penguasa Palestina sekaligus sebagai negara kolonial terbesar pada saat itu. Zionis sangat mengerti tentang posisi besar dan kuat yang dimiliki Inggris serta potensi keuangannya, maka kemudian Zionis menawarkan segala kebutuhan Inggris pada jaman itu. Chaim Weizmann yang merupakan salah satu tokoh besar Zionis melakukan lobi dengan Arthur James Balfour sebagai Menteri Luar Negeri Inggris. Weizmann yang merupakan ahli kimia menawarkan kerjasama dalam bentuk teknologi peralatan perang kepada Inggris untuk memenangkan Perang Dunia I. Balfour pun akhirnya menyetujui permintaan Weizmann yaitu mengizinkan kaum Zionis untuk bermigrasi secara besar-besaran ke Palestina. Selain dengan penawaran teknologi perang Zionis juga menjanjikan akan membujuk Amerika turut serta dalam Perang Dunia I. Arthur Balfour pun kemudian menulis surat kepada Lord Rothschild yang merupakan pimpinan komunitas Yahudi di Inggris untuk disampaikan lagi kepada Zionis Internasional. Inggris benar-benar mangambil peranan besar atas keberhasilan kaum Zionis dan Kaum Zionis sendiri sangat mengandalkan Inggris untuk mewujudkan cita-citanya.

Zionis menyadari bahwa nantinya Amerika akan menggantikan Inggris sebagai negara Adidaya, oleh karena itu Zionis mulai melakukan lobi dengan Amerika. Kuatnya lobi Israel pun akhirnya berhasil dan Amerika mulai mendukung Israel habis-habisan. Melalui Amerika, Israel meminta pengesahan negara oleh PBB. Amerika mendesak PBB agar mau melempar masalah ini ke forum siding Majelis Umum PBB pada 29 November 1947. PBB pun melakukan pemungutan suara pada sidang tersebut. Dan hasilnya adalah resolusi PBB no.181 yang menegaskan membagi 2 tanah Palestina untuk Yahudi dan Arab serta memberikan jangka waktu kekuasaan pemerintah pretektorat Inggris di Palestina sampai agustus 1948.

B. Rumusan Masalah

-Mengetahui bagaimana Israel dapat mengambil hati amerika?

-Bagaimana lobi Israel dapat mempengaruhi politik luar negeri amerika?

-Peran AIPAC dan Organisasi Lobi Israel lainnya dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah Amerika?

-Adakah perubahan dalam Lobi Israel dimasa pemerintahan Barrack Obama?

Bab II

Pembahasan

A. Politik Luar Negeri Amerika mendukung penuh Israel

Israel memulai era baru saat memutuskan untuk bersekutu dengan Amerika. Amerika yang sudah diprediksikan Israel sebagai negara adidaya menggantikan posisi Inggris sekaligus sebagai negara pembela kepentingan Israel. Dengan kekuatan Lobi nya Israel mulai mendekati Amerika. Mereka membangun kekuatan Lobi yang besar dan kuat di Amerika dengan tujuan mempengaruhi negara adidaya tersebut untuk meluruskan setiap rencana mereka. Lobi tersebut juga tidak hanya terdiri dari orang-orang Yahudi Amerika tetapi juga orang-orang non-Yahudi yang pro dan sangat mendukung rencana Israel. Saat PBB memberi hukuman kepada Israel karena ulah nakalnya, Amerika selalu saja mempergunakan hak veto nya di PBB untuk melindungi Israel sebagaimana sang ibu membela anaknya. Sudah puluhan kali Amerika menggunakan Hak Veto nya saat negara anggota PBB yang lain bersikukuh untuk menghukum Israel. Pada tahun 1976, Amerika rela di embargo minyak oleh anggota OPEC sehingga mengalami resesi hebat akibat embargo tersebut karena Amerika bersikukuh untuk membela Israel. Bahkan pada masa pemerintahan Presiden Nixon pun Amerika rela melawan Uni Soviet yang akan membawa Israel pada sidang di Dewan Keamanan PBB.

Bantuan yang diterima oleh Israel dari Amerika melampaui biaya dari Perang Dunia II. Setiap tahunnya Israel menerima bantuan dari Amerika sebesar seperlima dari biaya pengeluaran bantuan. Dan jika dihitung-hitung tiap kepala di Israel menerima sekitar 500 dollar dari Amerika setiap tahunnya. Belum lagi dengan bantuan teknologi yang dikirimkan Amerika kepada Israel dan juga bantuan Intelijen.

Alasan yang diutarakan Amerika karena mendukung Israel adalah bahwa mereka memiliki musuh yang sama. Teroris dari negara-negara Arab. Padahal sebenarnya tindakan teroris tersebut tidak akan terjadi dan timur tengah tidak akan menjadi kawasan yang rawan jika saja Amerika tidak membela Israel. Teror tersebut merupakan reaksi kekecewaan atas dukungan Amerika yang mendukung Israel melakukan kejahatan di Palestina dengan seenaknya membuat sebuah negara baru di daratan negara Islam tersebut.

Lobi Israel dikatakan tidak berbeda dengan lobi-lobi lain di Amerika namun mereka memiliki suatu struktur berbeda dan begitu kuat sehingga Gedung Putih dapat membuat politik luar negeri Amerika sebagai sponsor utama Israel. Para pelobi ini termasuk ke dalam jajaran orang-orang penting di Amerika. Banyak diantara anggota Kongres Amerika yang merupakan tokoh pro Israel sehingga mudah saja bagi mereka untuk menekan Kongres Amerika ataupun para petinggi negara. Banyak tokoh-tokoh penting Amerika yang merupakan seorang Yahudi atau keturunan Yahudi, antara lain: Henry Kissinger (Mantan Sekretaris Negara Amerika), Alan Greenspan (Pejabat penting pada masa pemerintahan Reagan, Bush, Clinton dan Bush Jr.), Casper Weinberger (Mantan Sekretaris Pertahanan Amerika), John Deutsch (Mantan Direktur CIA) dll. Lobi Israel dapat membuat 2 suara (pro dan kontra) menjadi 1 suara sesuai dengan tujuan mereka. Lobi Israel juga tidak hanya berusaha mengendalikan pemerintah tetapi juga mengendalikan presepsi publik Amerika terhadap Israel dalam bentuk positif. Hal ini dapat terlaksana karena banyaknya media Amerika yang dikuasai oleh Yahudi, antara lain: The New York Times, The Wall Street Journal, The Washington Post dll. Mereka selalu memainkan opini publik dengan selalu mengulang-ulang penderitaan masa lalu mereka agar membuat publik merasa bahwa apa yang Israel dapatkan sekarang sebanding dengan penderitaan mereka.

Banyak organisasi pro Israel di Amerika yang selalu mempengaruhi pemerintah Amerika. Dua Organisasi terbesar pro Israel ini adalah AIPAC (American Israel Public Affairs Committee) dan JCPA (The Jewish Council for Public Affairs).

v AIPAC – Organisasi pro Israel terbesar di Amerika

AIPAC dibentuk pada tahun 1953 namun baru aktif pada tahun 1970 setelah mereka memiliki dana yang banyak dan memiliki kekuasaan yang kuat di pemerintahan Amerika. Nama asli organisasi ini adalah American Zionist Committee for Public Affairs. AIPAC merupakan organisasi lobi paling aktif di dunia yang beranggotakan 60.000 orang yahudi. Mereka yang selama ini selalu membantu Israel dibalik layar. Uang menjadi prioritas utama kekuatan lobi Israel di Amerika. AIPAC telah mensponsori keuangan para calon pemimpin politik di amerika. Kurang lebih sekitar 56,8 juta dollar yang diterima oleh masing-masing individu dari AIPAC untuk memenangkan pertarungan dalam dunia politik. Sedangkan grup pro Arab hanya menyumbang sekitar 297 ribu dollar. Hal ini membuktikan lemahnya kekuatan grup pro Arab ketimbang grup pro Israel. AIPAC juga selalu mendanai para anggota kongres dan stafnya untuk berkunjung ke Jerusalem. Tugas mereka adalah mempengaruhi Kongres Amerika dengan jalan lobi untuk terus mendukung Israel baik dalam bentuk kebijakan atau pembentukan undang-undang yang berkaitan dengan Israel. AIPAC selalu aktif melakukan pertemuan dengan para petinggi untuk membicarakan perihal masalah Israel. Pada tahun 1997, majalah Fortune meminta para anggota Kongres Amerika dan para stafnya untuk membuat daftar lobi-lobi paling berpengaruh di Washington dan hasilnya AIPAC berada di urutan ke 2 dibawah American Association of Retired People (AARP- Organisasi Kemanusiaan Non-Pemerintah di Amerika) tetapi diatas American Federation of Labor and Congress of Industrial Organizations (AFL-CIO – Serikat Pusat Perdagangan Nasional) dan National Rifle Association (Organisasi yang mengatur tentang kepemilikan senjata api dll). ( Mearsheimer, John & Sthepen Walt. The Israel Lobby. hlm 36)

v JCPA – Suara perwakilan dari komunitas Yahudi Amerika

Didirikan pada tahun 1944 oleh Dewan Federasi Yahudi. Pada awal nya organisasi ini tidak menggunakan kata “Yahudi” pada namanya tetapi didirikan, namun pada tahun 1960, kata “Yahudi” disisipkan sehingga menjadi Dewan Penasehat Nasional Hubungan Masyarakat Yahudi. Dan nama JCPA sendiri baru mulai resmi digunakan pada tahun 1997. Tujuan organisasi ini tidak jauh berbeda dengan AIPAC ataupun organisasi lobi Israel yang lain, yaitu membentuk konsensus tentang isu-isu publik dan isu-isu strategis yang terkait dengan kepentingan Yahudi. Mereka menjalin kerjasama yang erat dengan para petinggi-petinggi Amerika dan organisasi lain yang memiliki tujuan yang sama dengan mereka.


B. Israel, Amerika dan Obama

Banyak yang mengira-ngira hal apa yang akan terjadi pada saat Barrack Obama memenangkan pemilihan Presiden Amerika ke 44. Obama yang merupakan presiden kulit hitam pertama di Amerika sekiranya dinilai sebagai sebuah demokrasi baru di Amerika. Obama diharapkan dapat membawa perubahan terhadap pemerintahan Amerika di mata dunia seperti memperbaiki citra Amerika yang selalu menjadi pelindung Israel. Namun dalam suatu kesempatan Obama menyatakan bahwa “Saya tidak akan mengubah apapun tentang persahabatan Israel dan Amerika!”.

Kemenangan Obama pun diduga berkat usaha dan dorongan dari lobi-lobi dan organisasi pro-Israel seperti AIPAC. Seperti yang sudah disebutkan di atas AIPAC mendukung kampanye para calon petinggi Amerika dari seluruh golongan (baik moderat, konservatif, republik, democrat dll). Berdasarkan data dari Koran Washington Post pada tahun 2003, 60 persen dari dana kampanye partai Demokrat berasal dari para pengusaha Yahudi Amerika. Surat kabar Israel juga menyatakan hal sama mengenai sumbangan dana ini. Surat kabar tersebut memuat daftar para tokoh-tokoh Yahudi Amerika yang mengambil peran penting dalam Pemilu dan Kampanye presiden tahun lalu dan hasilnya terdapat nama-nama penggalang dana kampanye bagi Obama yaitu: Sheldon Adelson seorang Republikan, neokonservatif dan seorang 'mega-donor', Sherry Lansing penggalang dana dan donatur utama Partai Demokrat, pernah menjadi perempuan pertama yang memimpin Paramount, salah satu studio film terkemuka di Hollywood, Eli Pariser memimpin situs MoveOn.org, situs advokasi online beraliran liberal yang menggalang dana untuk kandidat presiden dari Partai Demokrat, Penny Pritzker ketua nasional bidang keuangan kampanye Obama, seorang milyader berasal dari keluarga Yahudi yang dikenal kerap menjadi donatur besar, Denise Rich mantan istri milyader March Rich, seorang penggalang dana terbesar bagi Partai Demokrat, Barbra Streisand penyanyi terkenal yang menjadi ikon Yahudi-liberal dan penggalang dana bagi Yahudi, mendukung Obama dan berhasil menggalang dana sebesar 25.800 dollar dari kalangan selebritis Hollywood (http://www.eramuslim.com/berita/analisa/antara-obama-israel-dan-konflik-timur-tengah.htm). Dan sebagai imbalan dari suntikan dana yang besar tersebut Obama harus mendukung kebijakan yang menyangkut Yahudi baik di Amerika ataupun Israel.

Obama juga mendapat restu Israel (atas nama yahudi amerika) karena Obama pada suatu kesempatan menyatakan bahwa ia akan bersikap tegas kepada HAMAS. Obama menyatakan bahwa sebaiknya HAMAS mengakui keberadaan Israel dan bukan malah manentangnya. Obama juga terkesan menjaga jarak dengan Asosiasi Muslim Amerika dan berusaha meyakinkan bahwa nama tengahnya, Hussein, tidak memiliki keterkaitan dengan dunia Islam.

Setelah Obama terpilih pun Obama menempatkan orang-orang Yahudi ataupun pro Yahudi di barisan pemerintahannya. Seperti terpilihnya Hillary Clinton sebagai menteri luar negeri Amerika yang dikenal sebagai tokoh pro Israel.

Sekarang sangatlah minim harapan dunia khususnya Palestina bahwa dibawah pemerintahan Obama akan terjadi perdamaian antara Palestina dan Israel. Obama sama seperti hal nya para pendahulunya yang selalu menjadi boneka Israel melalui para pelobi handalnya.

Bab III

Kesimpulan

Israel selalu berhasil mendapat dukungan penuh dari Amerika berkat kuatnya lobi pro Israel yang marak di Amerika. Para pelobi handal tersebut menjadi dalang yang baik bagi pembentukan kebijakan Amerika yang mendukung penuh Israel. Mereka bukan hanya dari kaum Yahudi tetapi juga dari kaum di luar kaum Yahudi yang pro Israel. Dan mereka juga bukan sekedar aktifis dan tokoh politisi biasa, mereka mampu mempengaruhi para anggota Kongres Amerika dan melakukan pemantauan kepada Kongres Amerika agar terus mendukung Israel. Kekuatan lobi tersebut bahkan telah mengalahkan prioritas utama Amerika sendiri yang mengaku sebagai sebuah negara demokrasi dan menjunjung tinggi HAM. Amerika bahkan rela melawan negara lain dan bersedia menerima embargo dari negara lain hanya untuk membela Israel. Jika dibandingkan dengan kelompok pro Israel atau Arab yang lemah dalam melobi, kelompok pelobi Israel jauh lebih kuat dan kelemahan kelompok pro Israel tersebut justru memberikan kemudahan bagi kelompok pro Israel dalam memenangkan hati Amerika.

Saat dunia berharap akan adanya perubahan dari pemimpin Amerika ke 44, Barrack Obama, nyatanya Obama tidak membawa perubahan terhadap hubungan Amerika dengan Israel. Ia tetap menjadikan ‘keselamatan’ Israel sebagai sebuah agenda utama Amerika karena Obama sendiri menang dalam pemilihan presiden tahun lalu berkat adanya suntikan dana yang sangat besar dari orang-orang pro Israel. Sebagai imbalan nya tentunya Obama harus membalas budi dengan tetap mendukung Israel ketimbang Palestina.






Daftar Pustaka

Mearsheimer, John & Sthepen Walt. The Israel Lobby. 2007. Ciputat: Kalam Indonesia

Nurdi, Herry. Membongkar Rencana Israel Raya. 2009. Jakarta: Cakrawala Publishing

Aris, M Anwar. Israel is not Real. 2009. Jakarta: Rajut Publishing

http://haroky2000.wordpress.com/2009/12/12/isi-dokumen-protocol-of-zion/

http://rumahsantri.multiply.com/journal/item/60

http://achtungpanzer.blogspot.com/2009/06/lobi-weismann-dalam-deklarasi-balfour.html

http://www.m-rifqi.com/2009/07/protocol-of-zions-protokolat-zionis.html

http://id.wikipedia.org/wiki/American_Israel_Public_Affairs_Committee

http://en.wikipedia.org/wiki/AARP

http://en.wikipedia.org/wiki/Jewish_Council_for_Public_Affairs

1 komentar:

  1. Wikipedia tidak bisa digunakan untuk referensi tulisan akademis. Ide tulisan menarik, tapi pembahasan tidak fokus karena rumusan masalah 1 dan 2 tidak relevan sehingga pembahasan menjadi melebar.

    BalasHapus