Rabu, 02 Juni 2010

IRA, Sinn Fein dan Proses Perdamaian Irlandia Utara: Sebuah Analisis

IRA, Sinn Fein dan Proses Perdamaian Irlandia Utara: Sebuah Analisis


Irsan Nuzuludin

209000146


Pembukaan

Sejak tahun 1960an, nama IRA (Irish Republican Army, Tentara Republik Irlandia) dikenal sebagai salah satu organisasi teroris oleh pemerintahan Britania Raya dan negara-negara sekutunya. IRA dianggap sebagai organisasi teroris karena sifat militer dari organisasi tersebut dan tindakan-tindakan kekerasan yang dilakukan oleh IRA terhadap pasukan Inggris dan warga sipil di daerah Irlandia Utara yang merupakan bagian dari Kerajaan Britania Raya. Periode antara 1969 hingga 1998 disebut sebagai The Troubles karena kekacauan yang melanda masyarakat Irlandia Utara. Pada periode ini lebih dari 3.500 orang meninggal akibat konflik bersenjata antara kelompok-kelompok pro-Republik (Republican) yang terdiri dari minoritas Katolik di Irlandia Utara dan kelompok-kelompok pro-Kerajaan (Unionist) yang terdiri dari mayoritas Protestan.

Kelompok Provisional IRA (PIRA, IRA Sementara), yang juga dikenal hanya sebagai IRA, menganggap dirinya sebagai pewaris tentara IRA periode 1919-1922 yang berperang untuk merebut kemerdekaan rakyat Irlandia dari Kerajaan Inggris. Mereka menganggap bahwa Irlandia Utara masih daerah jajahan yang diduduki oleh tentara Inggris dan harus dibebaskan dengan perang gerilya. Dengan serangan-serangan gerilya yang dilakukan oleh para “serdadu” (soldiers) IRA dan aksi pembalasan oleh tentara Inggris selama lebih dari 20 tahun, banyak yang menganggap bahwa perang antara IRA dan Inggris akan berakhir dengan tumpah darah. Tak ada, atau setidaknya sangat sedikit, yang berpikir bahwa sebuah perjanjian perdamaian akan diusulkan oleh IRA di mana anggota-anggota fanatiknya rela menumpahkan darah untuk mencapai kemerdekaan Irlandia Utara dari tangan Inggris.

Periode The Troubles berakhir setelah hampir 30 tahun konflik bersenjata berlangsung di Irlandia Utara. Perjanjian yang dikenal sebagai Good Friday Agreement (Perjanjian Jumat Agung) membawa tidak hanya akhir resmi dari kampanye bersenjata IRA yang panjang tetapi juga rekonsiliasi antara komunitas Katolik dan Protestan di provinsi tersebut. Tetapi mengapa IRA akhirnya mengambil keputusan untuk menghentikan kampanye gerilya mereka melawan Inggris?

Perumusan Masalah

Kelompok Provisional IRA dikenal memiliki anggota-anggota yang fanatik terhadap ideologi mereka yang ingin mempersatukan Irlandia yang merdeka dengan melakukan perang gerilya terhadap pasukan Inggris yang berada di Irlandia Utara. Kelompok ini diketahui oleh kantor-kantor intelijen dunia untuk memiliki struktur organisasi yang kuat, dapat menjaga kerahasiaan identitas anggota dan operasi militernya, menjalankan propaganda anti-Inggris, memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok teroris di negara lain, mendapat dana dari pendukung luar negeri terutama diaspora Irlandia di Amerika Serikat, menjalankan rekrutmen yang lancar hingga selalu ada anggota baru yang masuk dan dapat dukungan dari komunitas Katolik di Irlandia Utara. Unsur-unsur ini merupakan unsur-unsur penting dalam keberadaan suatu kelompok bawah tanah untuk beroperasi dan mirip dengan gerakan-gerakan pembebasan bawah tanah yang melawan Jerman di Eropa pada era Perang Dunia Kedua. PIRA memiliki semua elemen yang memastikan suatu kemenangan atau setidaknya kampanye perang yang panjang melawan tentara Inggris.

Lalu kenapa mereka menghentikan perang mereka?

Dalam makalah singkat ini, pertanyaan ini akan diangkat dan dijawab. Pertama, akan dilihat latar belakang dari konflik di Irlandia Utara kemudian latar belakang dari IRA sendiri. Setelah itu akan dilihat perubahan kepemimpinan dalam IRA pada akhir 1980an dengan datangnya Gerry Adams, pemimpin dari sekutu politik IRA, Sinn Fein. Dari situ, akan dilihat diplomasi rahasia yang dilakukan Adams dengan pemerintah Inggris dan Irlandia dan tecapainya Good Friday Agreement. Setelah itu, makalah akan ditutup dengan analisa diplomasi rahasia yang dilakukan oleh Gerry Adams untuk mencapai perdamaian di Irlandia Utara dan bagaimana IRA serta Sinn Fein bergerak untuk mencapai perdamaian tersebut.

Latar Belakang Konflik di Irlandia Utara

Irlandia Utara (Northern Ireland) adalah sebagian dari Kerajaan Britania Raya (The United Kingdom of Great Britain) yang berada di bagian utara pulau Irlandia. Di bagian selatan pulau Irlandia terdapat Republik Irlandia (The Republic of Ireland) yang merdeka dari Britania Raya sejak tahun 1922. Perang kemerdekaan Irlandia yang berkecamuk sejak 1919 diakhiri dengan Anglo-Irish Treaty (Perjanjian Inggris-Irlandia) yang memberikan Irlandia kemerdekaannya. Namun, beberapa County (kabupaten) di provinsi Ulster di utara Irlandia menolak untuk masuk ke dalam Irish Free State (Negara Irlandia Merdeka) yang baru dibentuk. Perjanjian Inggris-Irlandia tersebut juga menyebutkan bahwa walaupun Irlandia merdeka, dia masih di bawah Kerajaan Britania Raya.

Sebuah perang saudara berkecamuk antara pasukan pemerintah Irish Free State (pihak nasionalis, Nationalists) dan para pejuang IRA yang kemudian disebut sebagai anti-Treaty IRA (IRA anti-Perjanjian, pihak Republikan/Republicans) selama satu tahun. Perang saudara tersebut disebabkan oleh ketidakpuasan sebagian pejuang IRA yang menuntut kemerdekaan total seluruh Irlandia dari tangan Inggris termasuk dibebaskannya Irlandia Utara dari Inggris. Perang saudara tersebut dimenangkan oleh pasukan pemerintah namun masyarakat Irlandia menjadi terbelah dua dalam pendapat mengenai Irlandia Utara. IRA sebagai suatu organisasi dijadikan organisasi terlarang oleh pemerintahan Inggris yang memerintah Irlandia Utara dan pemerintah Republik Irlandia yang baru dibentuk usai perang saudara.

Irlandia dan Irlandia Utara menikmati masa damai relatif. IRA sempat mencoba untuk menjalankan dua kampanye gerilya pada dekade 1940an dan 1950an tetapi keduanya gagal. Sementara itu di Irlandia Utara masyarakatnya terpisah menjadi dua kubu. Penduduk mayoritas Irlandia Utara yang Protestan merupakan keturunan dari orang-orang Skotlandia yang menduduki provinsi Ulster sejak 1600an. Mereka menyebut diri mereka sebagai orang Britania (British) dan bukan orang Irlandia (Irish) dan mendukung persatuan dengan Kerajaan Inggris untuk berjalan terus. Mereka juga disebut sebagai Unionist dan dilambangkan dengan warna oranye untuk memperingati raja William III atau William of Orange yang mereka anggap sebagai pahlawan. Minoritas Katolik di Irlandia Utara merupakan orang Irlandia asli dan mendukung untuk bergabung dengan Republik Irlandia. Oleh karena itu mereka disebut sebagai Republican dan mereka identik dengan warna hijau, warna nasional Irlandia.

Periode damai ini pecah pada tahun 1966 ketika komunitas Unionist merayakan 50 tahun Pertempuran Somme, kemenangan besar untuk Kerajaan Inggris di Perang Dunia Pertama, sementara masyarakat Republican merayakan Pemberontakan Paskah (Easter Rising), di mana sekelompok pejuang Irlandia bertempur dengan tentara Inggris di kota Dublin, yang juga terjadi pada tahun 1916. Para Unionist menganggap bahwa IRA mulai bangkit kembali karena perayaan pemberontakan tersebut dan mendirikan Ulster Volunteer Force (UVF, Pasukan Relawan Ulster) yang merupakan suatu kelompok paramiliter. Pada tahun 1966, kekacauan terjadi ketika anggota UVF membunuh dua orang Katolik dan seorang Protestan. Tiga tahun kemudian, pada bulan Agustus 1969, masyarakat kota Derry (suatu kota Republican) yang berada di dekat perbatasan dengan Republik Irlandia bentrok dengan polisi dalam protes terhadap sekelompok Protestan yang ingin melakukan pawai pro-Kerajaan di Derry. Huru-hara yang mengikuti bentrokan antara warga Derry dan polisi selama dua hari merupakan awal dari periode yang disebut sebagai The Troubles yang akan berlangsung hingga 1998.

Latar Belakang Irish Republican Army dan Partai Politik Sinn Fein

Irish Republican Army atau Óglaigh na hÉireann (ONH, “Para Relawan Irlandia” dalam bahasa Irlandia) adalah nama dari beberapa kelompok pejuang relawan yang memperjuangkan kemerdekaan Irlandia dan perastuan seluruh Irlandia di bawah suatu republik yang merdeka. IRA yang pertama dibentuk pada tahun 1913 hingga 1922 ketika IRA pecah antara mereka yang bergabung dengan pasukan pemerintahan Irlandia yang baru dan mereka yang tidak puas dengan perjanjian pemerintahan baru dengan pemerintah Inggris.

Kelompok IRA kedua ini, yang juga dikenal sebagai Anti-Treaty IRA, melakukan kampanye gerilya melawan pemerintahan Inggris di Irlandia Utara dan pemerintahan Republik Irlandia yang mereka anggap sebagai pengkhianat. IRA melakukan kampanye gerilya pada era 1940an hingga 1960an tanpa sukses yang signifikan.

Pada tahun 1969, IRA sekali lagi terbagi menjadi dua kelompok. Secara resmi, IRA ingin menghentikan segala pengunaan kekerasan fisik (physical force) untuk mencapai persatuan Irlandia. Kubu yang mendukung pendapat ini disebut sebagai Official IRA (IRA Resmi). Namun, kubu yang mendukung penerusan kekerasan fisik menyebut diri mereka sebagai Provisional IRA dan anggotanya disebut sebagai Provos. Provisional IRA atau PIRA inilah menjadi fraksi IRA terbesar hingga tahun 1980an.

PIRA mendapat dukungan politik dari partai politik Sinn Fein (Kami Sendiri), suatu partai politik yang berada di Republik Irlandia dan Irlandia Utara. Tidak sedikit anggota PIRA adalah anggota partai Sinn Fein dan juga sebaliknya. Sinn Fein yang memiliki pandangan yang sama dengan IRA sejak jaman perang kemerdekaan Irlandia dan juga memiliki hubungan erat dengan IRA. Pada tahun 1970, partai Sinn Fein terbagi menjadi dua kubu antara mereka yang ingin melanjutkan abstentionism (absen dari parlemen) dan mereka yang ingin menghentikan praktek abstentionism. Kubu pro-abstentionism disebut sebagai kelompok Provisional oleh media massa karena dukungan mereka terhadap PIRA yang baru dibentuk. Kelompok minoritas yang ingin mengentikan abstentionism dan ingin berpartisipasi dalam parlemen Republik Irlandia dan Irlandia Utara menyebut diri mereka sebagai Official Sinn Fein. Pada akhirnya, kubu Provos menang salah satu pendukung para Provos adalah Gerry Adams yang akan menjadi ketua Sinn Fein serta menduduki IRA Army Council (Dewan Pasukan IRA).

Struktur Organisasi IRA

Kepemimpinan dalam IRA (begitu akan disebut PIRA untuk selanjutnya dalam makalah ini) tidak tergantung kepada satu individu. Tidak ada “komandan tertinggi” dalam struktur IRA. Dalam pengambilan keputusan, kekuasaan diserahkan kepada Army Council yang terdiri atas tujuh anggota yang dipilih dari keanggotaan IRA. Para anggota IRA merupakan relawan yang disiplin dan siap mengikuti segala perintah atasan mereka. Anggota-anggotanya disebut sebagai Volunteer yang juga merupakan gelar para anggotanya (contoh: Volunteer O’Reilly). Bagi para Volunteer ini, Dewan Pasukan IRA bukan hanya badan penentu kebijakan IRA tetapi merupakan pemerintahan sah Irlandia yang sebenarnya. Kepercayaan ini berasal dari periode perang saudara di mana anggota Anti-Treaty IRA menganggap pemerintahan Republik Irlandia sebagai negara boneka Kerajaan Inggris.

Di bawah Army Council terdapat GHQ (General Headquarters, Markas Besar) yang menentukan segala operasi militer IRA. GHQ ini diketuai oleh seorang Chief of Staff (Kepala Staf Angkatan). Di bawah GHQ terdapat beberapa departemen untuk keperluan perang gerilya IRA dan dua daerah operasional: daerah operasional selatan (Southern Command) yang beroperasi di Republik Irlandia dan daerah operasional utara (Northern Command) yang beroperasi di Irlandia Utara dan lima kabupaten Republik Irlandia yang berbatasan dengan Irlandia Utara. Di bawah masing-masing daerah operasional terdapat brigade dan ASU (Active Service Unit, Kesatuan Dinas Aktif) yang merupakan kesatuan terkecil IRA.

Walaupun pembuatan kebijakan IRA berada di tangan Army Council, kekuasaan tertinggi bukan di tangan mereka. Kekuasaan tertinggi terdapat di General Army Convention (GAC, Rapat Umum Pasukan) yang merupakan pertemuan rahasia antara perwakilan anggota masing-masing kesatuan IRA di Republik Irlandia dan Irlandia Utara yang diadakan setiap dua tahun sekali jika memungkinkan (atau, dalam bahasa internal IRA, pada periode “damai”). Pada GAC ini, selain ditentukan arah kebijakan IRA serta mendengarkan keluhan dan pendapat para anggota, dipilihlah dua belas anggota utuk menjadi IRA Executive yang kemudian memilih dari mereka sendiri, tujuh anggota Army Council yang baru. Tujuh kursi kosong dalam IRA Executive kemudian diisi oleh tujuh anggota pengganti. Ini merupakan proses yang sangat penting karena akan menentukan arah kebijakan IRA ke depan.

Karena kampanye gerilya IRA yang panjang, seringkali suatu GAC tidak dapat diadakan. Dalam keadaan tersebut, tidak ada dalam Army Council yang juga berarti tidak ada perubahan kebijakan IRA. Ini membuat kekuasaan Army Council lebih kuat daripada yang dihendaki. Namun, Army Council ini bukanlah badan yang bersatu karena sering terjadi konflik antara individu.

Gerry Adams dan Perubahan Kebijakan dalam IRA

Salah satu figur penting dalam sejarah Irlandia Utara dan proses perdamaian di provinsi tersebut adalah Gerry Adams. Berasal dari kota Belfast, ibukota provinsi Irlandia Utara, Adams didirikan dalam sebuah keluarga Republican. Ayahnya, Gerry Adams Senior, merupakan salah satu anggota IRA yang tertangkap pada tahun 1942. Adams sendiri merupakan salah satu anggota penting IRA walaupun dia seringkali menolak hal tersebut. Wartawan Ed Moloney dalam bukunya A Secret History of the IRA menyebutkan Adams sebagai anggota Army Council sejak tahun 1977 dan bahkan pernah menjadi komandan IRA di daerah Belfast, Northern Command dan bahkan Kepala Staf Angkatan IRA (Chief of Staff) untuk periode Desember 1977 hingga Februari 1978. Pada tahun 1978, menjadi wakil ketua gabungan partai Sinn Fein dan menjadi ketua partai tersebut pada tahun 1983.

Naiknya Gerry Adams menjadi ketua partai Sinn Fein berdampak juga kepada kebijakan IRA. Pada tahun 1982 Sersan Thomas Cochrane dari Ulster Defence Regiment sebuah milisi Protestan diculik dan dibunuh oleh anggota IRA. Dengan dorongan serta bantuan Pendeta Alec Reid, Adams membentuk suatu strategi perdamaian untuk Irlandia Utara. Adams menemukan dirinya dalam suatu posisi yang sulit, mengingat kedudukan partai Sinn Fein sebagai partai abstenstionist di parlemen Republik Irlandia serta parlemen Britania Raya. Dia juga mendapatkan kesulitan dengan sekutu paramiliter Sinn Fein, IRA yang masih berserikeras untuk meneruskan kampanye gerilya mereka. Walaupun demikian, Adams memiliki sekutu-sekutu yang memegang kekuasaan dalam badan IRA. Pengaruh Adams dan para sekutunya ini mampu mendorong Army Council untuk mengambil keputusan pada tahun 1988 untuk melakukan gencatan senjata. Dari sini, mulailah perjalanan IRA dan Sinn Fein di bawah Adams menuju perdamaian.

Menuju Perdamaian

Pendeta Reid dan Adams mulai melakukan diplomasi rahasia tidak hanya dengan anggota dan komandan dalam IRA untuk menuruti perintah gencatan senjata, tetapi, Adams terutama, diplomasi rahasia dengan permerintahan Inggris dan pemerintahan Republik Irlandia. Pada tahun 1987, Reid dan Adams mendekati pemerintahan Inggris untuk menegosiasi ketentuan untuk penarikan pasukan Inggris dan mengirim pesan rahasia kepada Taoiseach (Perdana Menteri) Republik Irlandia Charles Haughey mengenai keputusan IRA untuk melakukan gencatan senjata. Kepada IRA, Adams menjanjikan kepergian tentara dan pemerintahan Inggris dari Irlandia Utara dan sekaligus, secara tidak terbuka, mempersiapkan Sinn Fein di bawah pimpinannya untuk kembali ke parlemen Inggris dan Irlandia.

Diplomasi rahasia yang dilakukan oleh Adams memerlukan dia untuk mengirim pesan dan kesan yang berbeda kepada pemerintahan Republik Irlandia dan pemerintahan Kerajaan Inggris agar strategi dia dapat berjalan. Sering kali, pesan dan kesan yang dikeluarkan oleh Adams sangat berbeda bahkan tidak sesuai. Adams, dalam sebuah wawancara untuk saluran televisi Channel Four, pernah mengatakan secara tidak langsung bahwa IRA telah siap untuk gencatan senjata. Pada tahun 1992, partai Sinn Fein mengeluarkan sebuah dokumen kebijakan partai yang berjudul “Towards a Lasting Peace in Ireland” (“Menuju sebuah Perdamaian Abadi di Irlandia”).

Perbuatan Adams membuat para serdadu volunteer IRA resah karena mereka masih percaya dengan perjuangan senjata. Adams pun terpaksa harus meyakinkan kepada anggota IRA yang berpikiran militer untuk bersabar dan menunggu proses yang sedang berjalan.

Adams juga mengadakan pertemuan-pertemuan rahasia dengan partai Fianna Fail di Republik Irlandia dan partai SDLP di Irlandia Utara untuk mendapatkan dukungan politik. Fianna Fail adalah partai politik yang pisah dari Sinn Fein pada masa perang saudara di bawah pimpinan Eamon de Valera, Presiden Irlandia yang pertama. Sejak itu, Fianna Fail merupakan partai politik terbesar di Republik Irlandia. SDLP adalah singkatan dari Social Democratic and Labour Party, sebuah partai politik nasionalis Irlandia, yaitu ideologi moderat yang percaya bahwa Irlandia dapat bersatu dengan cara damai. Beda dengan Sinn Fein, SDLP mengikuti parlemen Irlandia Utara untuk memperjuangkan persatuan Irlandia.

Diplomasi rahasia yang dilakukan oleh Adams menunjukkan bahwa Sinn Fein di bawah pimpinannya siap melakukan kompromi dengan pemerintahan Republik Irlandia dan Inggris di Irlandia Utara. Tujuan utama Adams untuk kompromi ini adalah agar partai Sinn Fein dapat masuk kembali dalam parlemen Irlandia dan Inggris penuh kepercayaan dari kedua pemerintahan tersebut dan partai-partai politik lain. Dengan IRA, Adams masih menjanjikan penarikan mundur pemerintah dan tentara Inggris.

Pada akhir tahun 1991, draf untuk sebuah deklarasi bersama Inggris-Irlandia sedang disiapkan oleh pemerintahan Charles Haughey yang diteruskan oleh Taoiseach berikutnya, Albert Reynolds. Draf tersebut dibuat oleh Adams yang bekerjasama dengan John Hume, pemimpin partai SDLP, unutk membentuk sebuah deklarasi yang kemudian disebut sebagai the Hume-Adams document. Dokumen tersebut berdasarkan keputusan Army Council yang diambil pada tahun1988 mengenai gencatan senjata IRA.

Albert Reynolds menyerahkan draf tersebut kepada Perdana Menteri Inggris, John Major pada bulan Juni 1993. Bulan Desember tahun itu, Reynolds dan Major mengumumkan dalam sebuah pertemuan pers deklarasi bersama yang dinamakan Downing Street Declaration. Deklarasi bersama Inggris-Irlandia tersebut menyebutkan bahwa masa depan Irlandia Utara ditentukan oleh warga provinsi tersebut. Deklarasi tersebut berisi beberapa poin dari keputusan yang diambil oleh IRA pada tahun 1988. Walaupun ini merupakan sebuah kemenangan politik bagi Adams, dari kalangan IRA timbul kekecewaan. Mereka kecewa karena belum ada komitmen yang pasti dari pemerintah Inggris untuk melakukan penarikan pasukan, batas waktu atau penolakan Inggris atas hak veto para Unionist seperti halnya pada tahun 1922. Namun, bagi banyak orang, terutama warga Irlandia Utara yang selama puluhan tahun dilanda teror dan kekerasan dari kedua pihak Unionist dan Republican, muncul harapan untuk sebuah perjanjian perdamaian yang signifikan.

Pada waktu ini, pemerintahan Amerika Serikat di bawah Bill Clinton ikut serta dalam proses perdamaian Irlandia Utara. Salah satu faktor utama dari ikut serta Amerika Serikat dalam proses perdamaian tersebut adalah karena Clinton mencari dukungan dari diaspora Irlandia yang berada di AS. Para warga keturunan AS ini merupakan keturunan imigran atau mereka sendiri adalah imigran dari Irlandia. Komunitas ini diketahui telah mendukung IRA dengan sumbangan uang dan senjata Amerika jenis Armalite yang populer dengan para volunteer IRA.

Dalam IRA sendiri, terasa guncangan internal antara kubu pro dan anti gencatan senjata. Pada akhir bulan Agustus 1994, Army Council IRA berkumpul secara rahasia untuk membahas apakah gencatan senjata akan berjalan atau tidak. Melalui proses pengambilan suara langsung, dari tujuh anggota Army Council, lima anggota (termasuk Gerry Adams) setuju untuk memenuhi gencatan senjata. Pada tanggal 31 bulan itu, IRA mengumumkan akhir dari segala operasi militer mereka. Secara rahasia, Army Council menentukan batas waktu empat bulan untuk gencatan senjata tersebut. Namun, sebuah rapat GAC harus diadakan untuk mengambil suara para volunteer. Untuk sementara, IRA menghentikan aksi kekerasan mereka.

GAC IRA berikut diadakan pada Oktober 1996. Enam puluh delegasi dari berbagai kesatuan IRA datang untuk menghadiri rapat tersebut. Dengan peraturan satu delegasi untuk mewakili sepuluh anggota, dapat diperkirakan bahwa kekuatan militer IRA pada waktu itu adalah sekita 600 hingga 700 anggota yang tersebar di Republik Irlandia dan Irlandia Utara. Perdebatan panjang seputar proses perdamaian yang sedang berjalan menimbulkan konflik antara berbagai delegasi. Walaupun demikian, konsensus yang bisa didapat dari GAC 1996 ini adalah bahwa kekuasaan Army Council untuk menentukan gencatan senjata di masa yang akan datang akan diperketat dan dikurangi. Ketika tiba saatnya IRA Executive baru dipilih, ketegangan di antara para anggota mencapai titik maksimal terutama antara kubu pro dan anti Adams yang muncul pada saat GAC tersebut. Adams akhirnya terpilih kembali untuk menjadi anggota Army Council dan mayoritas anggota Army Council dan IRA Executive merupakan sekutu-sekutu Adams dalam badan IRA. Hambatan-hambatan bagi Adams dari pembelot internal IRA hilang. Terdorong dengan hasil GAC 1996, Adams bergerak untuk melaksanakan tahap berikut menuju perdamaian.

Diplomasi antara Adams dan John Major meningkat. Major mengingatkan Adams tentang ketidakpastian bahwa Sinn Fein akan dapat mengikuti negosiasi perdamaian yang akan datang dan bahwa Inggris masih memerlukan kepastian dari IRA untuk melakukan pelucutan senjata.

Pada hari Santo Patrick 1997, Adams mengumumkan bahwa tercapainya sebuah perdamaian yang abadi melalui dialog yang damai merupakan tujuan semua pihak. Pada bulan Maret tahun itu, sesuatu yang berada di luar strategi dan dugaan Gerry Adams terjadi. Tony Blair, poltikus muda dari partai Buruh (Labour Party) terpilih menjadi Perdana Menteri Inggris yang baru. Ini menandakan perubahan sikap pemerintah Inggris terhadap proses perdamaian di Irlandia Utara dan, lebih penting bagi Adams, terhadap partai Sinn Fein. Pada akhir bulan Maret 1997, Mo Mowlam, Menteri Luar Negeri untuk Irlandia Utara dari kabinet Blair, mengumumkan bahwa jika IRA siap untuk melakukan gencatan senjata baru, maka Sinn Fein dapat ikut serta dalam negosiasi perdamaian Irlandia Utara pada bulan Juni.

Proses perdamaian Irlandia Utara pun menikmati akselerasi. Juru bicara dari IRA meminta Inggris untuk menyetujui batas akhir negosiasi pada bulan Mei 1998 di antara ketentuan-ketentuan lain yang mereka serahkan. Di Dublin, Taoiseach Berti Ahern dari partai Fianna Fail meningkatkan kontak antara pemerintahan Republik Irlandia dengan para Provisional untuk merancang ketentuan-kententuan gencatan senjata. Adams dan pendukungnya menerima ketentuan dari pemerintahan Inggris dan pemerintahan Republik Irlandia. Kini tinggal menentukan kapan gencatan senjata baru itu dimulai. Pada tanggal 18 Juli 1997, Army Council mengumumkan gencatan senjata baru.

Di dalam IRA, Executive dan Army Council mengadakan rapat pada tanggal 27 Agustus 1997. Sebuah GAC perlu diadakan untuk menentukan masa depan IRA di hadapan perkembangan proses perdamaian. GAC tersebut diadakan pada pertengahan bulan Oktober 1997. Sekali lagi, mayoritas dari delegasi mendukung Adams. Para pembelot akhirnya memisahkan diri dari PIRA di bawah pimpinan Adams dan membentuk kelompok Real IRA. Pecahnya IRA merupakan sesuatu yang pasti sejak Adams memulai kampanye menuju perdamaian rancangan dia.

Pemerintahan Republik Irlandia dan pemerintahan Inggris mempersiapkan apa yang dinamakan Perjanjian Belfast (Belfast Agreement) yang juga dikenal sebagai Good Friday Agreement (Perjanjian Jumat Agung). Perjanjian tersebut merupakan hasil negosiasi selama enam bulan antara pemerintahan Inggris dan pemerintahan Republik Irlandia serta kelompok-kelompok yang terlibat. Isi perjanjian tersebut, antara lain, adalah pembagian kekuasaan antara kaum mayoritas Protestan Unionist dan kaum minoritas Katolik Republican dalam sebuah pemerintahan yang tidak terikat dengan parlemen Inggris. Perjanjian tersebut ditandatangani pada tanggal 10 April 1998. Perjanjian Belfast tersebut harus disetujui melalui sebuah referendum oleh rakyat Republik Irlandia dan Irlandia Utara agar efektif.

Sinn Fein mengadakan sebuah Ard Fheis (konferensi tahunan) pada tanggal 10 Mei 1998. Pada konferesi tersebut, Sinn Fein mengambil keputusan melalui pengambilan suara bahwa mereka akan mendukung Perjanjian Belfast. Pada tanggal 23 Mei 1998, referendum mengenai Perjanjian Belfast diambil. Hasil referendum tersebut menunjukan bahwa 71 persen dari warga Irlandia Utara setuju dengan Perjanjian Belfast sementara 94 persen dari warga Republik Irlandia setuju. Perjanjian Belfast mulai berlaku pada bulan Desember 1999. Setelah bertahun-tahun melakukan diplomasi rahasia dan mengambil manuver politik yang riskan, Gerry Adams berhasil mempercepat proses perdamaian di Irlandia Utara.

Analisa dan Penutupan

Peran Adams dalam proses perdamaian Irlandia Utara dan gencatan senjata IRA masih diperdebatkan oleh banyak kalangan, terutama karena Adams masih tidak mengakui bahwa dia adalah atau pernah menjadi anggota IRA maupun menjadi anggota Army Council IRA. Yang dapat dilihat dari makalah di atas adalah pentingnya seorang figur karsimatik dan ahli strategi untuk merubah kebijakan sebuah organisasi, terutama sebuah organisasi yang memiliki ideologi yang keras seperti IRA dan Sinn Fein.

Ahli politik James Rosenau telah menulis bahwa ada lima variabel dalam pembuatan kebijakan. Salah satunya adalah variabel ideosinkretik, atau variabel individu/pemimpin. Menurut Rosenau, variabel ini berkaitan dengan image sang pemimpin, karakter pribadinya dan/atau karakterisitik psikologis sang pemimpin. Dalam politik luar negeri, Rosenau menulis bahwa ini biasanya lebih terlihat dalam negara otoriter atau totaliter dibanding negara demokasi.

Jika kita menyamakan sebuah “negara” dengan sebuah “kelompok”, maka IRA yang memiliki struktur organisasi yang berdasarkan konferensi tahunan dan pengambilan suara akan terlihat demokratis. Namun, seorang Gerry Adams dapat menjadi anggota dewan tertinggi IRA selama lebih dari 20 tahun dan mempengaruhi kebijakan organisasi itu. Bila IRA memang demokratis, hal seperti ini tidak terjadi dan Adams digantikan oleh anggota IRA yang lain.

Ini karena dalam IRA, seperti dapat dilihat, dikontrol oleh Army Council, walaupun dewan tersebut anggotanya dipilih secara demokratis. Keangggotaan dewan tersebut tidak dibatasi berapa kali menjabat. Adams mengambil keuntungan dari kelemahan sistem IRA ini untuk memajukan strategi perdamaiannya. Karena fanatisme dan kesetiaan para anggota IRA kepada Army Council serta perlunya kerahasiaan di dalam badan organisasi, sulit sekali untuk para volunteer untuk menayampaikan ketidakpuasan mereka kecuali melalui konferensi tahunan GAC. Adams di sini juga menggunakan diplomasi dan manuver politik untuk memperkuat kedudukannya dalam Army Council. Ditambah dengan jabatannya sebagai ketua umum partai Sinn Fein, Gerry Adams dapat membentuk persepsi internal dari IRA dan eksternal dari pemerintah Inggris, pemerintah Republik Irlandia dan partai-partai politik di kedua negara itu untuk mencapai kesepakatan dalam bentuk Good Friday Agreement.

Kasus proses perdamaian Irlandia Utara merupakan kasus yang menarik karena, hingga tahun 2010 ini, perdamaian abadi belum tiba di Irlandia Utara. Kelompok IRA pecahan Real IRA masih melakukan aksi kekerasan terhadap pasukan Inggris di Irlandia Utara. Walaupun demikian, tingkat kekerasan yang dialami oleh warga Irlandia Utara tidak akan tercapai lagi.

Daftar Pustaka

Archick, Kristin. Northern Ireland: The Peace Process dalam jurnal CRS Report for Congress. 2005. Congressional Research Service, Washington, D.C.

Feldman, Allen. Fomations of Violence: The Narrative of the Body and Political Terror in Northern Ireland. 1991. The University of Chicago Press, Chicago.

Frankland, E. Gene. Global Studies: Europe, 9th Ed. 2006. McGraw-Hill, Dubuque, Iowa.

Moloney, Ed. A Secret History of the IRA. 2002. W.W. Norton & Company, Inc., New York.

5 komentar:

  1. Nice article. Great jobs! Dalam penutupan, seharusnya tidak ada analisa lagi karena analisa dilakukan pada pembahasan.

    BalasHapus
  2. thanks artikelnya...clear..sangat membantu,..

    BalasHapus
  3. Konflik Irlandia sangat melelahkan

    BalasHapus
  4. Kemampuan Inggris diuji di Irlandia, kunjungan balasan ya ke blog saya www.goocap.com

    BalasHapus
  5. Irlandia memerlukan waktu lebih banyak untuk merdeka karena digabungkan ke United Kingdom

    BalasHapus